SANG PELUKIS MASA DEPAN

 

 


Di tengah hamparan sawah yang luas dengan suasana angin sepoi-sepoi,hawa yang mulai terasa panas,dan waktu menunjukkan pukul 10. Ada sebuah suara traktor sawah yang menngema itu seakan-akan bergemuruh di telinga.para petani yang sedang menggarap lahan sawah, Menggarap lahan pertanian juga tidak semudah yang dibayangkan,para petani harus mengolah tanah terlebih dahulu agar tumbuhan yang ditanam dapat tumbuh subur dan memberikan hasil panen melimpah. Dari kejauhan saya melihat, ada orang berusia 58-an yang sedang membajak sawah.dari kejauhan tampaknya beliau lelah . dengan Keringat mengucur di tubuh dan wajahnya,Kulitnya yang gelap bercampur dengan tanah liat ,wajahnya tetap bersinar cerah dan penuh semangat dibawah teriknya cahaya matahari. Caping  yang terbuat dari silatan bambu apus dan bambu jawa, beliau gunakan untuk melindungi wajahnya dari sinar matahari tampak sudah rusak. Saat saya berjalan menujunya, beliau tersenyum cerah dan menyapaku serta ketika itu beliau memulai ceritanya. Beliau adalah pak Khusnul,guru SDN 1 Catak Gayam, dan kesehariannya adalah mengajar dan bertani disiang hari beliau memiliki 2 orang anak.

Beliau adalah pak Khusnul namanya. Laki-laki berperawakan kurus dan tinggi ini mulai menekuni menjadi guru pada tahun 1987-sekarang. Beliau juga pernah menjadi guru di desa terpencil, Bagian dari menjadi guru di daerah terpencil bukan hanya sekedar pekerjaan. Tak hanya itu, guru juga bisa melakukan kebersamaan semangat untuk menggairahkan tugas. Kita bisa melihat ulasan lengkap tentang semangat berbagi di sini. Bagi generasi muda, melayani di daerah yang jauh dari pusat kota akan memberikan banyak pengalaman. Setiap perjalanan akan memberikan hal yang menarik untuk dipelajari. Agar tidak menjadi sia-sia atau hanya masa lalu, pengalaman ini harus dijelaskan dan dipelajari.

Seputar ketakutan generasi muda generasi muda untuk turut menjadi lentera di pelosok negeri. Kiranya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Tidak beriman salah seorang dari kalian hingga dia beriman kepada qadar baik dan buruknya dari Allah, dan hingga yakin bahwa apa yang menimpanya tidak akan luput darinya, serta apa yang luput darinya tidak akan menimpanya”

Oleh karena itu, ketakutan yang berlebihan hanya akan menghancurkan mutiara yang berhak mendapatkan pendidikan layak yang diatur dalam UUD 1945. Jika seseorang benar-benar kehilangan sesuatu, perlu disadari bahwa kita sendiri bukanlah milik kita. Oleh karena itu, saya berharap Tuhan memberikan tempat terbaik di sisinya bagi para pendidik yang telah berkorban di bidang tanggung jawab. Bagi mereka yang kekurangan sesuatu, ingatlah bahwa Tuhan tahu apa yang lebih baik untuk Anda.

Mereka yang kehilangan nyawanya karena disebut "pahlawan diam". sebutan The Silent Hero. Sebutan yang diberikan  Muhammad Nuh, Mendikbud periode 2010-2015. Menurut beliau "pahlawan  pendiam" mengacu pada pahlawan yang selalu bekerja dengan tulus, diam-diam, dan menghindari pujian. Lebih tepatnya, negara-negara yang mengorbankan jiwa dan raga mereka untuk menjadi lentera. Bagi yang memuji jauh dari ikhlas tapi tetap berdedikasi.

Bagi beliau yang paling menarik adalah kesempatan untuk berbagi kehidupan dengan siswa dan siswi, di sini terjadi proses komunikasi yang berkelanjutan sepanjang hidupnya. Maka, membangun kepercayaan dengan mereka adalah hal paling mendasar dalam hidup. Atinus berkata: "Berbagi dengan mereka adalah berkah." Semangat inilah yang membuat pak khusnul selalu ingin belajar dan mendalami hal-hal baru. Misalnya, ia menggunakan layanan komunikasi untuk berkomunikasi dengan guru lain dan memperkaya metode pengajarannya. Melalui telepon, SMS, email, pesan instan WhatsApp dan media sosial Facebook, saya meminta saran dan ide dari guru lain. Selain itu, beliau juga menggunakan internet untuk mencari informasi tentang materi yang ingin diajarkan melalui gambar, lagu dan video.

Sebagai seorang guru dan petani, beliau memiliki cita-cita untuk memajukan anak didiknya. “Saya yakin semua anak bisa. Tidak ada anak yang tidak bisa. Setiap anak dapat mencapai cita-cita dan mimpi mereka melewati setiap proses pendidikan yang benar dan berkualitas,” katanya optimis.

Beliau juga berkata bahwa agar murid tidak dianggap sebagai gelas yang kosong, yang kemudian kita isi dengan air.Gelas yang terus menerus diisi dengan air pada akhirnya akan tumpah, dan menjadi kosong lagi.

Maka, anggaplah murid sebagai pohon. Pohon itu akan tumbuh terus menerus. Setelah tiba masa panen, ia akan berbuah. Buahnya akan bermanfaat bagi siapa yang menginginkannya. Buah itu akan jatuh ke tanah, menciptakan bibit-bibit pohon baru. Demikian seterusnya.

“Saya sebagai guru, adalah petani pohon itu. Tugas kita menyemaikan pohon itu hingga berbuah, dan tumbuh menjadi pohon yang mandiri”,ujarnya pak khusnul,

Petani tidak pernah peduli tanaman dan pohon akan mati. Jika tumbuh, pertumbuhannya akan terganggu. Akan menjadi sasaran empuk hama dalam hidup. Ia tidak akan berbuah, hanya akan menjadi ilalang yang kering dan menjadi sampah selanjutnya.

Perhatian guru kepada siswa akan berpengaruh besar sekali. Berawal dari keinginan tulus seorang guru, ia berharap dapat menjadikan siswanya manusia yang sempurna dan dapat mewujudkan potensi mereka semua. Itu adalah guru yang baik dan petani yang menanam pohon kehidupan. Guru hendaknya tidak memberikan ikan kepada muridnya, melainkan memberikan kail,untuk mencari ikannnya sendiri.

Dalam rangka memperingati "Hari Guru Nasional" yang diadakan pada tanggal 25 November setiap tahunnya, pak khusnul berharap dapat mengabdikan impian dan harapannya kepada mereka yang memimpin dan menginspirasi dirinya untuk menjadi guru. “Terima kasih kepada para pemimpin pendidikan dan semua guru di negara sekarang dan di masa lalu. Tanpa pendidik sebelumnya, hari ini saya dan guru tidak akan menjadi pendidik. Tanpa guru hari ini, tidak akan ada guru di masa depan.”Pungkasnya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "SANG PELUKIS MASA DEPAN "