TERORISME DI INDONESIA


 

Hai sobat sang inspirasi ,kembali lagi bersama saya yang akan membahas tentang yang hangat” hehe,disini kita akan membahas opini terkait pengeboman yang dilakukan digereja katedral makassar provinsi sulawesi selatan dan penembakan yang dlakukan oleh seorang perempuan di Mabes Polri Jakarta yang berakhir sangat membagongkan.tak usah basa-basi dan menunggu waktu lama,mari simak opini saya tentang peristiwa tersebut.

Indonesia ini merupakan sebuah negara yang beragam memang sangatlah tepat. Sebagai bangsa yang besar, seperti jumlah penduduk yang sangat banyak, wilayah yang sangat luas, serta kekayaan budaya dan bahasa yang sangat beragam, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dan juga memiliki permasalahan yang besar pula. Artinya yaitu Indonesia disamping besar potensi positifnya, besar pula potensi negatif atau permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia yang sangat plurar, baik ditinjau dari segi agama, ras,suku, adat-istiadat, seni dan budaya. Berdasarkan kenyataan ini, di Indonesia sangat rentang terjadi konflik antar sama warga negara yang mendasari perbedaan tersebut dan adanya teror dengan mengatasnamakan jihad.


Peran Pemerintah dan masyarakat untuk mencegah dan menanggulangi terorisme sudah menunjukan keberhasilan yang cukup berarti, tapi masih banyak yang perlu dihadapi untuk menciptakan sebuah perasaan yang aman di tengah masyarakat dari aksi terorisme.Tragedi ledakan bom belum lama ini menunjukan bahwa aksi terorisme harus terus diwaspadai, yang bentuk gerakan dan perkembangan jaringannya terus berubah sehingga susah untuk dilacak. Sulitnya penyelesaian permasalahan terorisme ini terjadikarena masih banyak faktor yang menyebabkan terorisme dapat terus berkembang. Dari faktor perbedaan ideologis dan pemahaman tentang agama yang berbeda-beda sampai adanya kesenjangan sosial dan pendidikan yang membuat masyarakat lebih mudah untuk dimasuki oleh jaringan-jaringan teroris.

Pengaruh terorisme dapat memiliki dampak yang signifikan, baik dari segi keamanan dan keresahan masyarakat maupun perekonomian,peribadatan,dan parawisata yang menuntut adanya kewaspadaan aparat intelijen dan keamanan untuk pencegahan dan penanggulangannya.

Pada suatu hari ada peristiwa yang terjadi secara tak disangka-sangka.peristiwa ini yaitu pengeboman di Gereja katedral makassar yang terjadi pada tanggal 23 maret 2021,sedangkan penembakan yang dilakukan oleh seorang perempuan yang bertempat di Mabes Polri jakarta yaitu pada tanggal 31 maret 2021. Kedua peristiwa tersebut juga dalam jangka waktu yang tidak lama. pelaku bom bunuh diri di Makassar disebabkan karena mendapatkan pemahaman yang salah dan sempit tentang terorisme dari lingkungannya,sama halnya dengan pelaku penembakan yang bertempat Mabes Polri Jakarta.

Dalam peristiwa besar yakni aksi teror di depan Gereja Katedral Makassar dan penembakan di Mabes Polri. Namun polri mengungkap masih ada sebagian kelompok masyarakat yang berpendapat dua kejadian besar itu hanyalah rekayasa semata. Dalam menerangkan kelompok yang tidak percaya itu akhirnya membuat masyarakat kebingungan, hal inilah yang menjadi tantangan yang harus dihadapi bersama.

Menurut saya masalah bom serta pelaku penembakan itu adalah disebabkan oleh pemahaman yang salah atau sempit, dari masyarakat, apalagi itu generasi muda umur 21 tahun, jadi anak anak kita, generasi muda juga menganggap aksi-aksi teroris sebagai sesuatu yang baik. Bunuh diri, dianggap sebagai pengorbanan untuk mendapatkan akses masuk surga. Padahal bunuh diri itu dosa, dari segi agama,kita tahu bunuh diri itu adalah dosa besar, bukan itu berkorban, bukan itu berjuang. Masih ada juga cara untuk meraih surga seperti sedekah, sopan kepada orang yang lebih tua dll.

Dalam penyerangan yang dilakukan oleh seoarang perempuan yang bernama Zakiah aini,Polri mengungkap bahwa dia merupakan pelaku “lone wolf” yang berideologi isis. lone wolf terrorism adalah sebutan untuk mereka yang bergerak sendiri, tanpa bantuan dari kelompok mana pun.secara umum,lone wolf juga memiliki ciri-ciri memiliki aksi dengan sendiri/lebih,tetapi hal ini bukan merupakan dari bagian dari kelompok atau jaringan yang besar sehingga sulit untuk diidentifikasi. Mantan napi teroris (napiter) Mukhtar Khairi atau yang disebut Abu Hafsah membenarkan bahwa saat ini jaringan terorisme memang menyerang para kaum milenial dan generasi muda . Namun, dia mengaku lebih khawatir dengan tindakan terorisme yang dilakukan sendiri (lone wolf) seperti aksi ZA di Mabes Polri, 31 Maret lalu.

Dari sini Para ulama serta pemerintah harus meluruskan paham-paham yang disesatkan. Tapi imbauan ulama saja tidak cukup, harus ada pressure atau tekanan dari negara. Kalau tidak bisa meluruskan paham secara baik-baik, anda akan berhadapan dengan kekuatan negara atau tindakan hukum.

Anak muda justru rentan dengan berbagai pengaruh, termasuk paham radikalisme dan terorisme. Sayangnya, negara dinilai belum mampu melakukan pendekatan pencegahan yang sesuai dengan usia mereka. Dalam melakukan penelitian terhadap pelaku teror berusia muda yang tertangkap dan menunggu proses hukum. Data mencatat ada sejumlah faktor anak muda terjun di dunia ini, tetapi faktor keluarga adalah yang paling seing muncul/dominan. Di dalam sebuaha keluarga itu memang sudah diajarkan untuk menjadi radikal atau tidak diajarkan prinsip toleransi sama sekali dari keluarga,mungkin juga ada sebuah riwayat konflik dan kurangnya pendidikan agama sejak dini atau sebaliknya,sudah diajarkan yang ekstrem.

Selain diluar keluarga adalah faktor pergaulan, dan di era modern media sosial membuat prosesnya menjadi lebih cepat. Ada pelaku-pelaku yang tergabung dalam organisasi dengan strategi tertentu, tetapi ada pula yang beraksi sendiri atau yang biasa disebut lone wolf seperti yang saya sebutkan tadi.



Permasalahan terorisme juga dapat diselesaikan dengan melalui kerja sama dan koordinasi antara berbagai pemangku kepentingan(stake holder), baik instansi pemerintah maupun masyarakat. Untuk itu, TNI dan Polri terus melakukan latihan gabungan mengingat pentingnya kerja sama TNI-Polri untuk terorisme. Untuk membantu penanganan kasus yang berhubungan dengan terorisme, Kejaksaan Agung pun membentuk satuan tugas yaitu penanganan tindak pidana terorisme dan tindak pidana lintas negara sehingga diharapkan dengan penyelesaian kasus terorisme dapat dilakukan dengan lebih baik.

Saya berharap partisipasi masyarakat untuk tetap mengawasi dan mengontrol anak-anaknya masing-masing agar mendapatkan pendidikan yang baik dan bergaul di lingkungan yang baik. Menurut saya, pencegahan terorisme tidak bisa hanya bergantung pada aparat dan pemerintah, perlu adanya gerakan bersama.

Itulah sekilas dari opini saya,bila ada kalimat yang salah,saya selaku penulis blog minta maaf sebesar-besarnya.terima kasih untuk yang sudah membaca blog.jangan lupa kunjungi terus blog sang inspirasi biar wawasan anda semakin luas.sampai jumpa brother

 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "TERORISME DI INDONESIA"