PENGORBANAN ORANG TUA DEMI SANG ANAK

 

Assalamuallaikum...

Hai,sobat sang inspirasi, disini saya akan menceritakan tentang kisah perjalanan orang tua saya yang telah berjuang demi anak-anaknya,yang sangat saya syukuri sampai hari ini.

saya adalah anak kedua  dari dua bersaudara ,says lahir dari kalangan keluarga sederhana  yang jauh dari lingkungan kota. di desa buduk sidokerto, inilah saya. di didik oleh papa saya yang bernama Samsul Hudah dan mama saya yang bernama Rofiatul Hosna . dua saudara saya laik-laki semua terdiri dari kakak sama adek .

Kisah perjalanan  orang tua saya jauh dari kata hidup  nyaman, tetapi beliau tetap terus berjuang serta rela berkorban demi kelayakan hidup anaknya. Tidak ada kata  lelah yang terucap dari hati orang tua saya.  pada zaman dulu beliau ingin mengejar cita-citanya dengan Gigih meskipun saat itu mengalami krisis ekonomi ,tapi orang tua saya tidak kenal  putus asa  Dalam menggapai cita-citanya.

Terutama dalam mencari ilmu yang dulu Tempatnya sangat jauh dari rumah,serta kendaraan masih belum ada. pada waktu itu itu orang tua saya hanya berjalan kaki menuju tempat  menimba ilmu.  panas terik cahaya matahari serta hujan lebat  tetap dilalui dengan rasa ikhlas dan sabar.

Tak kenal lelah demi kebahagian sang orang tua papa saya,apapun yang dilakukan demi keluarga papa saya tetap berjuang sampai akhir hayatnya. Perjuangannya belum selesai , dikala itu orang tua saya bersepeda sekitar 15 km demi mendapatkan sebuah pendidikan yang layak dan mumpuni,agar anak-anaknya dapat merasakan apa itu yang namannya pendidikan, mengaji pun begitu juga papa saya berjalan sekitar 2,5 km menuju sebuah TPQ (taman pendidikan al-quran). Orang tua saya memang luar biasa ,tak pernah pantang menyerah ,rela berkorban demi masa depan,serta memegang teguh prinsip-prinsipnya. Beliau memang orang yang pekerja keras serta tidak ingin menyusahkan orang lain.dan seterusnya orang tua saya tetap memegang prinsipnya.

Hingga akhirnya orang tua saya  bisa melanjutkan pendidikannya di kota Malang yaitu  IKIP Malang lebih jelasnya yang sekarang disebut Universitas Negeri Malang. disanalah awal mula Papa dan Mama saya bertemu.dalam kehidupan papa saya dimalang beliau harus berjualan seperti pedagang kaki lima,asongan,jualan gorengan demi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.sedangkan mama saya sama seperti halnya papa saya . beliau semuanya memilki prinsip,hidup harus bisa produktif dan tidak boleh menyusahkan orang lain. hingga saat ini prinsip itu menjadi pegangan saya untuk tumbuh lebih dewasa lagi,serta agar dapat menjadikan saya untuk membahagiakan beliau.

Hinnga pada suatu hari orang tua saya menikah dari pernikahan itu kedua orang tua saya tetap menjaga prinsip yang dari dulu telah ditanam dalam pikiran. Agar dapat diwariskan ke anak cucunya yang akan datang. Saya pun di didik sesuai dengan prinsip yang diberikan oleh orang tua saya.beliau tak pernah lelah dan tetap sabar dalam mendidik kami. Beliau mengajarkan tentang kehidupan berakhlak serta yang mandiri agar kami bisa terdidik secara baik untuk masa yang mendatang.

Disini kedua orang tua saya juga berjuang mati-matian dalam memenuhi kebutuhan pokok, disaat itu bisnis orang tua saya dilanda kebangkrutan dan akhirnya oarang tua saya beralih profesi sebagai petani dan kuli bangunan.saya tidak memiliki rasa gengsi ataupun malu memiliki orang tua yang seperti ini ,karena beliau adalah orang yang telah memberikan kasih sayang dan memberikan arti kehidupaan bagi kami.

Pada suatu hari allah telah memberikan keluarga saya rezeki, dimana saat itu pemerintah telah memberikan pembiayaan modal bagi usaha mikro dan akhirnya orang tua saya merintis bisnis lagi mulai nol serta tetap melanjutkan profesinya sebagai petani dan kuli bangunan. Kedua orang tua saya berusaha semampu mungkin agar dapat memilki kehidupan yang layak bagi anak-anaknya. Tetap bekerja keras dan cerdas juga agar bisa jadi pedoman untuk anak cucunya nanti.

Hingga pada suatu hari bisnis orang tua saya mulai berkembang,yaitu bisnis kopi,tanah sawah serta pabrik roti .saya pun bangga melihat hasil kerja keras dan cerdas orang tua saya,tidak ada kata mundur selagi bisa dilakukan. Orang tua saya tetap hidup sederhana setelah bisnisnya sukses tercapai target. Hal ini lah yang membuat saya tahu apa arti kehidupan ini. Saya juga harus bisa hidup mandiri serta kerja keras dan cerdas agar dapat mengurangi beban orang tua saya ,tanpa ada rasa takut,saya hanya berbekal prinsip dari beliau,dan akhirnya saya juga bisa merintis bisnis dari nol,meskipun itu berat dan tetap semangat, karena masih tidak seberapa dibanding beratnya kehidupan kedua orang tua saya. Takkan pernah kulupakan semua pengorbanan orang tua saya yang telah diberikan kepada kami.

Itulah kisah dari kisah keluarga kami, yang terutama kisah hidup papa dan mama kami.

Kisah beliau tetap kami jadikan pedoman hidup sampai akhir hayat nanti. Kalian juga harus tahu bahwa keluarga adalah yang memberikan arti kehidupaan bagi kalian dan menjadi sebuah elemen yang terpenting dalam dalam kehidupan.keluarga ada orang –orang yang paling kita sayang maka dari itu mari kita hargai pengorbanan mereka ,jangan di sia”kan seperti halnya kalian tidak menyia”kan hubunganmu dengan dia, jadi tetap pertahankan rasa sayang itu,karena hal itu sulit untuk dicari lagi.sayangi mereka selagi masih hidup ,perlakukan mereka sebaik mungkin,lakukan yang membuat mereka bahagia dengan cara kalian sendiri serta dengan usaha kerja keras yang ikhlas.

Jangan lupa bersyukur ,salam untuk keluarga kalian.

Wassalamuallaikum...

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PENGORBANAN ORANG TUA DEMI SANG ANAK"